> Ingin Belajar Bercinta? Mulakan Dengan Ini...
Friday, July 21, 2006
Rasanya sudah lama kita kenal cinta. Ketika usia masih muda, cinta difahami dengan sederhana namun provokatif: You are the one that I want to be with, and the one that I can't live without.
Bagi yang melaluinya, cinta adalah perpaduan antara perasaan untuk memiliki dan perasaan takut akan kehilangan seseorang yang dicintai.
Seiring waktu, kita menyentuh ‘sesuatu’ yang lebih tinggi dari cinta. Yakni cinta kepada sesama insan. Merasakan kesulitan yang dialami orang lain dan berusaha memahami sesama adalah perwujudan cinta tipe ini. Menjaga perasaan rakan dan sahabat, agar tidak terluka akibat sikap dan ucapan kita, adalah upaya untuk merajut cinta. Implementasi lainnya ialah ikut merasakan susah ketika orang lain terluka... dan turut gembira ketika mereka mendapat nikmat.
Dewasa pun menjelang, kita merasakan keperluan untuk mendapatkan cinta Pemilik dan Penguasa jiwa. Kita perlu menyalurkan cinta makhluk kepada Maha Pencipta. Cintanya seorang anak manusia kepada Allah, Pencipta manusia. Sebagaimana cinta sepasang insan, cinta kepada Allah juga harus dibina setiap saat dan ketika. Dalam percintaan, memahami apa yang disukai si kekasih adalah keharusan. Jika si kekasih menyukai sesuatu, sekali gus kita akan berusaha untuk memenuhi kesukaan tersebut, walaupun awalnya kurang suka. Begitulah tugu cinta dibina.
Dalam menggapai cinta Ilahi, juga diperlukan pengetahuan apa-apa saja yang dicintai Allah dan hal-hal yang dilarang-Nya. Allah mencintai hamba-Nya yang mendekatkan diri kepada-Nya dengan ibadah wajib dan nafilah, maka kita pun bersegera mengerjakannya. Kerana Allah mencintai makhluk-Nya yang sujud di keheningan malam, maka muslim pun menjemput qiyamullail. Ketika Dia membenci manusia yang sombong maka mukmin pun tunduk merendah hati. Dan di saat Maha Pencipta mahu makhluk-Nya untuk saling mengasihi, berurailah tirai-tirai ke-aku-an dan insan pun saling mengangkat saudara.
Agaknya, cintakan tetap menjadi bahan renungan yang tak akan selesai dibicarakan, sebagai bahan diskusi yang selalu menarik dan sumber ilham yang tak kunjung padam. Sejarah mencatat, ulama Ibnu Qayyim Al Jauziyyah pun merasa perlu untuk menulis kitab khusus tentang cinta (Taman Para Pecinta / Raudhah Al Muhibbin). Bahkan pemikir-pemikir kontemporari harus menjual tema cinta agar buku-buku mereka dilirik anak muda. Tak terhitung filem yang box offices kerana mengusung tema cinta. Dan entah berapa banyak seniman yang sudah dan akan mendendangkannya.
Di taman mana pun anda sedang menanam benih cinta,
teruslah menyiramnya,
agar kelak pohonnya berbuah dan berbunga?
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk mencintai-Mu,
mencintai siapa saja yang mencintai-Mu,
serta perbuatan yang mengantarkan aku untuk mencintai-Mu.”
(HR Tirmidzi)
2 ulasan:
Really amazing! Useful information. All the best.
»
Very pretty site! Keep working. thnx!
»
Post a Comment