> Small is Beautiful

Sunday, June 18, 2006


Sekadar ingin mengingatkan kita pada esensi dari ungkapan ‘small is beautiful’ - kecil itu indah.


Memang, ungkapan – bahkan makna – ‘small is beautiful’ sangat sederhana. Namun, makna dan ungkapan yang sederhana ini sesunguhnya cukup dalam seandainya kita mahu merenungkan secara lebih mendalam. Sebab, jarang di antara kita memerhatikan hal-hal yang kecil. Kita selalu terpaku pada sesuatu yang besar. Melihat sesuatu yang besar, membicarakan sesuatu yang besar, dan sebagainya, dan sebagainya. Pokoknya, semua yang besar. Yang gah. Kita jarang – bahkan mungkin tak pernah – memikirkan sesuatu yang kecil. Sesuatu yang tampaknya remeh. Dan, kita jarang menyedari bahawa sesuatu yang besar selalu bermula dai sesuatu yang kecil. Nah, jika untuk yang satu ini, kita tak dapat menafikannya.

Sebuah pepatah Cina mengatakan, orang tidak akan pernah tersandung batu yang besar, batu kecillah yang boleh membuat orang tersandung, bahkan terjatuh. Pepatah ini cukup sederhana dan mudah pula untuk memahaminya. Memang, orang yang selalu memerhatikan hal-hal yang besar selalu mudah untuk melupakan hal-hal yang kecil. Padahal, justru hal-hal yang kecil inilah nantinya yang berpotensi besar menjatuhkan kita.

Salah satu hal kecil yang sering kita lupakan adalah etika dalam pergaulan, khususnya dalam hal berbicara. Berbicara adalah sesuatu yang sangat mudah dilakukan. Kerana mudah dilakukan, kita cenderung sering melakukan kesalahan ynag sangat fatal ketika berbicara. Bahkan, kerana terlalu asyiknya kita berbicara, sering tidak kita sedari kata-kata kita ternyata menyinggung perasaan orang lain. Kesudahannya adalah perang mulut. Atau, setidak-tidaknya tumbuh rasa dendam di hati lawan bicara yang merasa tersinggung.

Dalam hal etika berbicara, Rasulullah SAW telah memperingatkan kita. Baginda pernah berkata, “Seorang muslim adalah seorang yang menyelamatkan sesama muslim dari tangan dan lidahnya.” Di sinilah Rasulullah benar-benar mengingatkan kepada umatnya agar sentiasa menjaga lisan. Sebab, mampu menjaga lisan adalah salah satu indikator bahawa orang tersebut adalah benar-benar seorang muslim. Bahkan, di lain kesempatan Rasulullah mengatakan bahawa jika seseorang tidak mampu menjaga lisannya (berbicara yang baik), lebih baik dia diam. Sungguh sebuah tawaran yang sangat berat. Katakanlah semacam harga mati yang harus kita beli. Padahal, selama ini mungkin kita merasa tak punya beban sama sekali ketika harus berbicara dengan orang lain. Kita menganggap bahawa etika dalam bebicara adalah hal kecil yang kurang begitu perlu untuk diperhatikan. Bahkan, cenderung kita abaikan.

Di sinilah tampaknya makna ‘small is beautiful’ akan mengambil peranan. Kita akan sedar bahawa sesuatu yang kecil itu indah. Dapat kita bayangkan seandainya semua orang mahu memulai sebuah kebaikan dari hal-hal yang kecil. Oleh kerana itu, mulai detik ini, mari kita berupaya memulai amar ma’ruf nahi munkar dari hal-hal yang kecil, yaitu dengan cara menjaga lisan kita. Mari kita berusaha agar kata-kata kita tidak menyinggung atau menyakiti hati orang lain. Dengan demikian, kita akan benar-benar dapat memahami bahawa ‘small is beautiful’. Kecil itu indah, meski sekadar hanya kata-kata.

1 ulasan:

Anonymous Tuesday, March 06, 2007  

Where did you find it? Interesting read »

Ayat Kaki Ruang 1.11

BLOG INI HALAL DIBACA, TANPA ADA UNSUR HASUTAN SERTA ADU DOMBA. JUGA TIADA BERRBAU PERKAUMAN MELAINKAN BERKAITAN KAUM ADAM DAN HAWA. MENCARI YANG HALAL ITU FARDHU - BACALAH TANPA WAS-WAS!

Ayat Kaki Ruang 2.11

"Don't walk in front of me, I may not follow
Don't walk behind me, I may not lead
Just walk beside me and be my friend."

Ayat Kaki Ruang 3.11

JAP EKK... TAK SEMPAT NAK TAMBAH PAPE LAGI. NANTI AKU LAPANG-LAPANG AKU BUBUH LA APA YANG PATUT.

  © Blogger template Leaving by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP